Kamis, 08 November 2007

ANALISA SEBARAN LOKASI SEKOLAH

ANALISA SEBARAN LOKASI SEKOLAH

Memperhatikan kenyataan sebaran sekolah/madrasah, khususnya SMP/MTs, SMA/MA dan SMK di wilayah kecamatan Kendal sebagian besar terkonsentrasi di pusat kota dan pokok uraian tersebut diatas, maka sebaran lokasi sekolah/madrasah dapat dianalisa sebagai berikut:

A. Dilihat dari cakupan luas wilayah
Luas wilayah kecamatan Kendal sekitar 27, 50 km2, sedangkan sebaran sekolah/madrasah, khususnya SMP/MTs, SMA/MA dan SMK berada di wilayah yang sebagian besar berhimpitan lokasinya dengan cakupan luas sekitar 5,90 km2. Sehingga masih terdapat sejumlah wilayah yang kurang mendapatkan pelayanan secara optimal berdasarkan kriteria penempatan sekolah.
Terkait dengan pelayanan dalam kota, Walter Christaller (1933) dan August Losch (1936), secara terpisah mengembangkan teori tempat pusat (central place theory). Konsep utama dalam teori ini adalah apa yang dinamakan dengan the range of good dan the threshold value (UN, 1979 : 53). Range of good service merupakan jarak yang ditempuh para konsumen menuju suatu tempat untuk mendapatkan pelayanan, adapun threshold value atau threshold population merupakan jumlah penduduk minimal yang dibutuhkan suatu unit pelayanan sebelum dapat beroperasi secara menguntungkan (Daldjoeni:1992: 104).
Letak suatu sekolah, diharapkan dalam suatu lokasi yang baik atau optimal. Menurut Daldjoeni (1992:61), lokasi optimal adalah lokasi yang terbaik secara ekonomis. Model yang sederhana dari teori lokasi adalah memperoleh keuntungan ekonomi dengan cara meminimkan biaya transportasi. Para ahli ekonomi mempunyai kecocokan dengan model biaya transportasi, produk yang mempunyai biaya pengiriman tinggi, cenderung sensitif terhadap biaya trasportasi (Blair, 1995 : 43). Menurut John P.Blair dan Robert Premus, dalam perkembangannya, variasi mengenai ruang di dalam ukuran pasar, perbedaan biaya produksi, kenyamanan wilayah, kemajuan teknologi dan faktor lain, terintegrasi ke dalam model yang kompleks dalam proses pengambilan keputusan mengenai lokasi (Bingham dan Mier,ed., 1993 : 3).

B. Dilihat dari potensi jumlah penduduk
Penduduk kecamatan Kendal berjumlah sekitar 50.723 orang, sebaran sekolah/madrasah berada di wilayah yang cakupan jumlah penduduknya berkisar 19.788 orang, berarti sekitar dua pertiga penduduk usia sekolah di kecamatan Kendal kurang mendapatkan pelayanan pendidikan secara optimal.
Letak atau penyebaran sekolah dalam konteks ruang perkotaan dapat didekati dengan melakukan analisis keruangan. Menurut Bintarto, pada hakekatnya analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitikberatkan kepada 3 unsur geografi yaitu jarak (distance), kaitan (interaction) dan gerakan (movement) (1982 : 74).

C. Dilihat dari lokasi sekolah/madrasah
Pada umumnya lokasi sekolah/madrasah di wilayah kecamatan Kendal berada di jalur yang padat dengan hiruk pikuknya moda transportasi antara Jakarta – Semarang yang tidak terputus dari pagi hingga malam. Tentunya kondisi ini kurang kondusif untuk keterlaksanaan suatu proses pembelajaran, akibat deru mesin moda transportasi yang membisingkan dan memekakkan telinga.
Menurut Clayton (Baene, 1986:142), J.A. Toepfer, C.F dan Alessi, S.J (1990) Curiculum, Planning an developing. Toronto : Allyn an Bacon, Inc.
Mengatakan lima prinsip pembelajaran berkualitas yaitu meliputi :
(1) Learning is a process that involves behavior, sequence of event, and outcomes,
(2) learning results from experiencing. The learner in some way act upon or react to a situation that impinges upon
(3) learning depends what learner does. This involves how he perceives, how he thinks, how he feels and how he act,
(4) the and result of the learning process in some change in the learner, demonstrable by a change in his behavior, potential or octual,
(5) the change in the learner tends to be fixed in the consequences of his behavior in term of his own motivational systems.
Maksudnya adalah :
(1) Belajar adalah suatu proses yang melibatkan tingkah laku, rangkaian peristiwa dan juga hasil.
(2) Belajar adalah hasil dari pengalaman.
(3) Belajar sangat tergantung pada apa yang dilakukan pembelajaran, hal tersebut tentu saja melibatkan bagaimana memahami, berpikir, merasakan, dan bagaimana bertindak.
(4) Hal akhir dari proses belajar adalah terjadinya beberapa perubahan, perilaku, potensi dan aktualisasi diri.
(5) Perubahan dalam diri pelajar cenderung sebagai akibat dari perilakunya dalam sistem motifasi.
Kelima prinsip pembelajaran tersebut, menekan bahwa belajar adalah bagaimana mereka merasakan, bertindak dan bereaksi terhadap yang mengenainya sehingga menghasilkan perubahan potensi dirinya maupun perubahan perilaku.
Dalam setiap proses pembelajaran sasaran utamanya adalah bagaimana tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan uang dimaksud pembelajaran harus di desain dalam kerangka yang baik sesuai dengan kebutuhan murid/siswa serta memperhatikan kebutuhan-kebutuhan peserta didik serta mempergunakan komponen-komponen pendidikan yang ada guna mencapai hasil pembelajaran yang bermutu.
Memperhatikan hal – hal tersebut, hanya beberapa sekolah/madrasah yang lokasinya cukup kondusif untuk pelaksanaan proses pembelajaran, karena tidak terganggu oleh suara bising deru laju moda transportasi yang jumlahnya kurang dari 50% dari SMP/MTs, SMA/MA dan SMK di kecamatan Kendal, masing-masing adalah:
1. SMP Negeri 1 Kendal (berlokasi di kelurahan Kebondalem)
2. SMP Negeri 3 Kendal (berlokasi di kelurahan Sukodono)
3. MTs Negeri Kendal (berlokasi di kelurahan Bugangin)
4. SMA Negeri 2 Kendal (berlokasi di kelurahan Jetis)
5. MA Negeri Kendal (berlokasi di kelurahan Bugangin)
6. SMK NU 1 Kendal (berlokasi di kelurahan Pekauman)

Tidak ada komentar: